Tradisi Ngerebong

                                                 TRADISI NGEREBONG




Kata Ngerebong berasal dari kata “ngereh” dan “baung” sehingga menjadi ngerebong, penggabungan dua kata tersebut berarti juga akasa pertiwi atau atas bawah, ada juga yang mengartikan Ngerebong tersebut berkumpul, diyakini saat tersebutlah Dewa sedang berkumpul dan melakukan ritual yang tepat.


Pada saat prosesi Ngerebong warga desa Kesiman, Denpasar berkumpul di Pura Pengrebongan, Desa Kesiman Denpasar, mengarak Barong dan Rangda sebagai simbol atau petapakan Ida Bhatara mengelilingi wantilan sebanyak tiga kali diiringi juga oleh gamelan baleganjur.


Saat berkeliling tersebut banyak warga yang kerauhan atau trans, warga tersebut ada yang mengeram, berteriak, menari dan ada juga menangis, mereka juga melakukan adegan berbahaya meminta keris untuk ditancapkan di tubuh, leher ataupun kepala, tetapi anehnya tidak satupun yang terluka, mereka yang kerauhan tersebut semuanya kebal tidak terlukai.

Tradisi unik di pulau Bali ini digelar 6 bulan sekali yaitu pada hari Minggu, Pon wuku Medangsia atau 8 hari setelah Hari Raya Kuningan. Budaya dan tradisi warisan leluhur ini memang sangat unik, bisa menjadi atraksi wisata yang diminati bagi mereka yang sedang liburan di Bali.


Komentar

Postingan Populer