Tradisi Ngerebeg

                         TRADISI NGEREBEG DI TEGALALANG




Tegalalang memiliki sebuah tradisi unik yang dikenal dengan Ngerebeg, tradisi yang digelar di desa pakraman Tegalalang, sangat unik, bagi warga sekitar tradisi ini tidak asing lagi, karena digelar setiap 6 bulan sekali bertepatan dengan Buda Kliwon Pahang atau hari Pegat Uwakan.

Tradisi Ngerebeg ini secara rutin digelar oleh 7 banjar adat di desa Pekaraman Tegalalang, Kecamatan Tegalalang, Gianyar Bali, karena warga percaya jika ritual ataupun tradisi tidak digelar akan terjadi hal buruk yang akan menimpa warga desa mereka.

Jadi Ngerebeg adalah sebuah tradisi unik warisan leluhur di Tegalalang yang masih bertahan sampai saat ini, tradisi inipun hanya melibatkan anak laki-laki saja hingga seka truna termasuk mereka yang sudah dewasa sebagai peserta, dengan riasan menakutkan dan berwajah seram.

Wajah dirias menggunakan beraneka warna yang menghiasi tubuh dan wajah mereka, termasuk juga pernak-pernik agar mereka tampil seram, mereka berjalan berkeliling desa sepanjang 6 km.



Wajah-wajah seram peserta tradisi Ngerebeg tersebut adalah simbol atau wujud dari wong samar (makhluk halus) yang biasanya suka mengganggu anak-anak, tradisi yang juga merupakan ritual yang dilakukan oleh warga desa Pekraman Tegalalang tersebut sejatinya bertujuan untuk memberikan tempat bagi wong samar.


Memberikan persembahan agar bisa hidup berdampingan dengan manusia, tidak saling mengganggu dan agar bisa menjaga desa Tegalalang. Itulah tujuan tradisi ini digelar, terlihat unik dan menarik dan sakral.


Ada sejumlah kejadian unik yang pernah terjadi dalam tradisi Ngerebeg tersebut, pernah seorang warga mengganggu anak yang ikut tradisi Ngerebeg, penjor yang dibawa anak tersebut diambil, tidak berselang lama orang tersebut kena musibah kecelakaan.


Ada juga kejadian seorang anak laki-laki yang berkeinginan untuk menjadi peserta dari Tradisi Ngerebeg ini, Karena masih berusia balita orang tua dari anak tersebut tidak mengijinkan untuk ikut berperan, dan pada akhirnya anak tersebut tidak ikut berpartisipasi karena tidak diijinkan. Namun, setelah beberapa hari Tradisi Ngerebeg ini selesai, dikabarkan salah orang tua anak tersebut jatuh ke dalam jerami yang masih berapi yang mana mengakibatkan luka bakar.

Komentar

Postingan Populer